Minggu, 19 Mei 2024
  • Pondok Pesantren Putri IMMIM Pangkep, Pesantren yang khusus menerima santri putri ini, kampusnya berada di bilangan jalan poros Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep

Bacaan Para Qari’ Zaman Ini

Mushaf Al-Qur'an. (foto: ist/*)

Mushaf Al-Qur’an. (foto: ist/*)

Oleh: Ustadz Laili al-Fadhli

Related Post: Bolehkah Mencampuradukkan Qira’at saat Baca Al-Qur’an?

BLOGGURU – Tulisan ini disadur secara bebas dari Kitab At-Tamhid fi `Ilm At-Tajwid karya Imam Al-Jazari*). Sesungguhnya diantara hal yang diada-adakan oleh manusia dalam membaca Al-Qur’an adalah suara nyanyian, yang mengenainya Rasulullah saw telah mengabarkan bahwa hal itu kelak akan terjadi dan melarangnya. Disebutkan bahwa bagian Al-Qur’an yang pertama-tama dilagukan adalah Firman-Nya `Azza wa Jalla,

أما السفينة فكانت لمساكين يعملون في البحر

dibaca seirama dengan perkataan penya’ir,

أما القطاة فإني سوف أنعتها … نعتا يوافق عندي بعض ما فيها

 

Dan termasuk bid`ah juga apa yang mereka namakan tarqish, yaitu membaca seolah-olah akan berhenti dengan sukun kemudian serta-merta beranjak membaca harakat dengan hentakan.
Yang lain lagi yang mereka namakan tar`id yaitu membaca dengan menggetarkan suara seperti orang menggigil kedinginan dan kesakitan serta kadang dicampuri nada lagu.

Yang lain lagi dinamakan tathrib, yaitu ber-tarannum dan berlagu dengan Al-Qur’an sehingga memanjangkan yang tidak seharusnya dan melebihkan kadar mad bukan pada tempatnya. Ini karena hendak mengikuti aturan tathrib yang akibatnya muncul hal-hal yang tidak dibolehkan menurut bahasa `Arab. Praktek seperti ini banyak terjadi di kalangan pembaca Al-Qur’an.

Yang lain lagi dinamakan tahzin, yaitu mengabaikan tabiat dan naturalitasnya dalam tilawah sehingga muncul tilawah dengan cara berbeda seolah-olah sedih yang dibuat-buat supaya menangis disertai tunduk dan khusyu`. Ini tidak dikehendaki oleh para Syaikh karena (tangisan yang dibuat-buat) di dalamnya terdapat unsur riya’.

Yang lain lagi mereka ada-adakan berupa bacaan serentak satu suara sehingga mereka baca misalnya Firman Allah “أفلا يعقلون” atau “أو لا يعلمون” dengan “أفل يعقلون” atau “أول يعلمون” menghilangkan alif. Atau seperti misalnya menghilangkan waw, mereka baca “قال’ آمنا”. Atau menghilangkan ya’, mereka baca “يوم الدن” pada yang seharusnya “يوم الدين”.

Dan juga memanjangkan pada yang tidak ada mad dan membaca harakat pada sukun yang tidak boleh di-harakat-kan. Hal ini semata-mata untuk memenuhi cara baca yang mereka tempuh (serentak berjama`ah). Sebutan lain dari cara tersebut adalah at-tahrif.

Adapun qira’at yang kami baca dan ambil dengannya adalah bacaan yang mudah, tartil, tawar lafazhnya, yang tidak keluar dari tabiat `Arab dan perkataan fasih, pada wajah dari sekian wajah qira’at. Kami membaca dari masing-masing Imam dengan cara sesuai apa yang kami terima dari mereka, dengan mad atau qashr, hamzah atau takhfif hamzah, tasydid atau takhfif, imalah atau fath, isyba` dan lain sebagainya.

(*Masa hidup Imam Al-Jazari 751H-833H, ternyata masalah ini masih relevan di masa kini
(**HR Thabrani dalam Mu`jam Al-Awsath, Baihaqi dalam Syu`abul Iman

Post Terkait

1 Komentar

[…] Related Post: Bacaan Para Qari’ Zaman Ini […]

Balas

KELUAR