Jumat, 10 Mei 2024
  • Pondok Pesantren Putri IMMIM Pangkep, Pesantren yang khusus menerima santri putri ini, kampusnya berada di bilangan jalan poros Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep

Terjemah Taisirul Kholaq – 9 : Kejujuran dan Kebohongan, dan Soal Amanah

Terjemah Taisirul Kholaq – 9 : Kejujuran dan Kebohongan, dan Soal Amanah

Oleh: Muhammad Farid Wajdi *)

Related Post: Mengenal Kitab Taisirul Kholaq

BLOGGURU – Apa itu Kitab “Taisirul Kholaq”? Kitab Taisirul Khalaq yaitu kitab yang berisi tentang Akhlaq-akhlaq agama yang baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia. Kitab ini sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran bagi orang yang pemula dalam mempelajari tentang Akhlaq. Objek pembahasan ilmu akhlaq ialah tingkah laku baik atau jeleknya. Adapun buah ilmu akhlaq ialah kebaikan hati dan semua anggota badan ketika di dunia dan keberhasilan mencapai derajat yang mulia di akhirat nanti.

Berikut ini terjemah (16-17) Kitab Taisirul Kholaq: Kejujuran dan Kebohongan, dan Soal Amanah

Kejujuran Dan Kebohongan

Jujur adalah memberitakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Sedangkan dusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan.

Sebab-sebab kejujuran adalah : Akal, agama dan harga diri. Akal menjadi sebab kejujuran, disebabkan ia bisa memahami manfaat kejujuran dan bahaya dusta. Tentu saja orang yang berakal tidak akan senang apabila dirinya terkena bahaya. Kalau demikian, dia akan berbuat jujur.

Agama menjadi sebab kejujuran, karena ajaran agama memerintahkan berbuat jujur dan melarang dusta. Tentu saja orang yang mengerti ajaran agama, pasti berbuat jujur.

Demikian pula orang yang memiliki harga diri. Dia tidak akan senang, jika dirinya tidak berbuat jujur, karena orang yang menjaga harga dirinya itu selalu berusaha menghias dirinya dengan perangai yang baik. Sedangkan dusta itu sama sekali tidak baik. Jika demikian, dia pasti tidak akan berbuat dusta.

Adapun sebab dusta atau kebohongan, adalah keinginan mendapatkan keuntungan dan menghindar dari bahaya. Karena kadang-kadang seseorang itu beranggapan, bahwa dengan bohong bisa selamat, meskipun sementara, sehingga dia melakukannya. Sementara dia beranggapan, bahwa berbuat jujur menyebabkan kesialan, sehingga dia tidak mau mengamalkannya.

Bahaya dusta itu akan menimpa pelakunya sendiri dan dia akan tercela, terhina dan kehilangan kepercayaan orang lain kepada dirinya di dunia dan kelak di akhirat dia akan menerima siksa dari Allah.

Bahaya dusta selain menimpa pada diri pelakunya, juga menimpa kepada orang lain. Sebab, orang yang berbuat bohong itu biasa menjanjikan kebaikan kepada orang lain, lalu tidak menepatinya. Hal ini tentu saja hati orang yang dibohonginya merasa kecewa berat, karena apa yang dia harapkan, gagal. Selain itu, orang yang suka bohong itu gampang melakukan ghibah dan adu domba yang dapat mendorong orang-orang saling membenci dan bertengkar akibat perbuatan si pembohong tersebut.

Firman Allah dan sabda Rasul berikut ini cukuplah kiranya sebagai bukti kehinaan berdusta.

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman pada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.”

“Apabila seorang hamba melakukan sekali kebohongan, maka para malaikat menjauhinya satu mil, karena kebusukan ucapan bohongnya.”

Cukuplah firman Allah dan sabda nabi Muhammad saw. di bawah ini sebagai bukti, bahwa jujur itu perbuatan, terpuji.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang besar.”

“Berbuatlah jujur, meskipun kalian semua beranggapan akan hancur bila jujur. Sesungguhnya kejujuran itu membuat kalian selamat.”

Amanah

Amanah, adalah melaksanakan hak-hak kewajiban kepada Allah. Dengan adanya amanah (kejujuran), maka agama atau iman menjadi sempurna, harga diri terpelihara dan harta kekayaan akan terjaga. Sebab melaksanakan hak-hak kewajiban kepada Allah, berarti, mengamalkan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sedangkan melaksanakan hak-hak kewajiban terhadap sesama manusia itu, berarti mengembalikan barang titipan kepada yang empunya, tidak mengurangi timbangan, takaran atau meteran. Tidak membeberkan rahasia atau aib-aib orang lain dan memilih sesuatu yang cocok untuk dirinya, baik dalam agama ataupun dunia.

Allah swt. Berfirman :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.”

Rasulullah saw. bersabda :

“Tidak sempurna iman orang yang tidak memiliki sifat amanah. Dan tidak sempurna agama orang yang tidak menepati janji.”

Lawan sifat amanah adalah khianat, yaitu menantang kebenaran dengan cara merusak janji secara tidak terang-terangan.

Bahaya yang ditimbulkan oleh sifat khianat itu banyak, antara lain : Pelakunya akan dicap sebagai penipu. Tidak beragama secara sempurna. Rendah cita-citanya. Hina jiwanya. Dijauhi oleh manusia sebagai akibat kejahatannya kepada mereka. Dipotong tangannya, apabila dia sampai melakukan pencurian harta milik mereka, dan menyebabkan Allah murka dan menyiksa pelakunya, karena dia mengabaikan larangan Allah.

Allah swt. Berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya.”

 

(***)

Immim pangkep

Tulisan Lainnya

Membaca al-Quran Merupakan Karomah
Oleh : Immim pangkep

Membaca al-Quran Merupakan Karomah

0 Komentar

KELUAR